Tampilkan postingan dengan label Kata Bijak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kata Bijak. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Juli 2012

Sifat Positif Setan

Setan dan manusia memang pada dasarnya 2 makhluk yang berbeda dan saling bermusuhan. Manusia pada umumnya pasti benci kepada setan karena sifat jahatnya. Namun, di sifat-sifat jahat ini ternyata ada beberapa sifat setan yang patut di tiru. Mari kita intip beberapa sifat setan yang bisa kita tiru. Berikut 7 Sifat Positif Setan Yang Patut Ditiru, yaitu :

1. Pantang Menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh dalam menggapai sesuatu ataupun dalam menghadapi ujian dari ALLAH SWT.

2. Kreatif
Setan akan mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk menggoda manusia agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas. Kebanyakan dari manusia selalu ingin mendapatkan mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, padahal cara instan tersebut bisa merugikan orang lain. Yang Haram dianggap menjadi hal yang wajar(Halal)

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih nganggur dan membutuhkan pekerjaan.

sabarlah...

"Manusia adalah makhluk yang tak kan pernah selesai kita kenal.

Karena, saat kita merasa sudah mengenalnya, ada saja hal baru yang mengejutkan kita. Entah kebaikan atau keburukan, tapi akan selalu ada yang mengejutkan.

Maka marilah kita bersabar dengan kesulitan orang lain untuk menjadi sebaik-baiknya kekasih atau sahabat bagi kita, karena kita juga mengharapkan mereka bersabar dengan kesulitan kita.

Kesabaran dan pengertian baiklah yang memanjangkan hubungan, bukan besarnya cinta atau kepentingan.

Cinta sebesar Himalaya, akan runtuh oleh kebiasaan marah tentang kerikil-kerikil kehidupan."

Mario Teguh

Jumat, 30 September 2011

PESAGI (PERSEGI/BUJUR SANGKAR) --> KUBUS

Tentunya tak asing dengan nama bangun ruang yang biasa disebut KUBUS
Namun dalam bahasan kali ini, tidak akan dibicarakan tentang bagaimana rumus mencari volumenya, berapa jumlah sisi dan rusuknya, dan lain sebagainya
Akan tetapi lebih akan ke makna atau filosofi yang dapat diambil dari sebuah KUBUS (menurut saya :D)

Terilhami dari dawuh salah satu Kyai yang pernah mengasuh pondok mojosari, nganjuk
yaitu Al Mukarrom Kyai Zainuddin.
Konon menurut cerita, beliau pernah dawuh, " anu Co... (konco = teman) nek dadi tiyang kedah kados pesagi, tibo ndek ngendi wae tetep njluntrung (ateges tetep iso jumeneng/ngadek)" ---> "begini teman,sobat... jika menjadi orang itu layaknya seperti KUBUS, jatuh seperti apa saja, dia tetap bisa kokoh pada posisinya (tetap sama posisi dan kondisinya)"
Dalam artian bahwa jika kita bisa seperti KUBUS maka ketika kita jatuh dalam posisi dan kondisi apapun, kita akan tetap bisa berdiri tegak dengan prinsip yang kita pegang dan tawakkal tentu setelah apa yang kita upayakan.
Selain itu, saya berpendapat bahwa KUBUS dengan sisi-sisi yang dia punyai juga mencerminkan bagaimana seharusnya cara kita dalam memandang seseorang serta wahana dalam koreksi diri. Seperti halnya KUBUS, kita juga punya sisi...sisi baik kita berupa kelebihan-kelebihan yang kita miliki yang merupakan anugerah dariNYA serta mungkin sisi baik2 yang lainnya, sisi buruk yang berupa kekurangan-kekurangan yang kita miliki sebagai pengingat kita bahwa alangkah kecilnya kita, alangkah hinanya kita, alangkah bodohnya kita, dan alangkah2 yang lainnya, karena Yang Maha Besar (Akbar), Yang Maha Mulia (Karim), Yang Maha Mengetahui ('Alim) adalah dan hanyalah Allah SWT. Jadi untuk mempermudah pemahaman kita, seandainya KUBUS itu dicat/diwarnai dengan dua macam warna yang berberda tiap sisinya (ambil contoh hitam dan putih), maka kita sebagai manusia, manakah yang lebih banyak kita inginkan dalam diri kita sisi putih (anggap sisi baik) ataukah sisi hitam (anggap sisi buruk)? tentu kita dapat berbenah jika ternyata dalam diri kita masih banyak sisi hitamnya daripada sisi putihnya. Dengan demikian, maka dalam memandang orang lain juga kita perlu memperhatikan ini. Bahwa jika kita melihat seseorang itu dari sisi putih orang itu, maka jelas yang terlihat menurut pandangan kita bahwa orang itu adalah orang baik. Dan sebaliknya jika kita melihat seseorang itu dari sisi hitam orang itu, maka jelas yang terlihat menurut pandangan kita bahwa orang itu adalah orang buruk/jelek. Itu baru penilaian berdasarkan orang itu (objektif), jika kita menilainya berdasarkan kita sebagai subjek (subjektif), padahal kita sendiri juga punya kedua sisi tersebut, maka yang dikhawatirkan adalah bahwa ternyata ketika kita melihat seseorang dengan sisi buruk/jelek kita, maka sebaik dan sesoleh apapun orang yang kita lihat akan tetap terlihat jelek oleh penglihatan kita dan ketika kita melihat seseorang dengan sisi baik kita, maka seburuk apapun orang yang kita lihat akan tetap terlihat baik oleh penglihatan kita. Padahal pandangan kita terhadap orang itu tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap penilaian seberapa tingkatan derajatnya menurut Allah SWT. Untuk itu, mari kita menjadi diri sendiri tanpa melihat bagaimana orang lain begini dan begitu, serta marilah kita senantiasa berproses dan selalu koreksi terhadap diri untuk kenali pribadi dan kedirian kita, karena
من عرف نفسه فقد عرف ربه (siapa yang mengetahui dirinya, maka akan mengetahui tuhannya)

Mungkin itu, jika ada kesalahan dalam hal apapun yang disebabkan oleh tulisan ini, saya mohon maaf. Saran kritiknya saya tampung dan hargai, terima kasih thank's you sukron

"IMAM FATHONI"